Tuesday, January 1, 2019

Mengambil hikmah dari Kisah Nabi Ayub as

Ketika ujian terus menerus menghampiri, percalah bahwa itu adalah bentuk kasih sayang Allah pada hamba-NYA yang beriman. Benar bahwa setiap ujian yang dilewati tidaklah mudah, benar bahwa setiap ujian yang sedang dihadapi ibarat seseorang yang sedang berjalan diatas jalan yang berliku, terjal dan juga mendaki atau seperti berada di atas jalan yang diatasnya ditaburi pecahan kaca, sungguh berjalan diatasnya sangat perih dan pasti terluka. Tapi percayalah asal kita sabar melewati ujian-ujian yang Allah beri akan ada nikmat dan anugrah yang indah yang akan didapatkan, mungkin di dunia ataupun kelak di akhirat. Seperti kisah Nabi Ayub as, Nabi Ayub as adalah seorang Raja juga seorang Nabi, Raja yang berparas tampan, kaya raya  memiliki istri yang juga sangat cantik serta dikaruniai putra yang juga sangat gagah dan tampan berjumlah dua belas orang. Selama dua puluh tahun Nabi Ayub as merasakan kenikmatan tersebut, hingga sampailah Nabi Ayub as di usia nya yang ke 71 tahun Allah memberikannya ujian. Dalam kurun tiga hari semua kenikmatan yang Allah beri, diambil tak bersisa. Nabi Ayub as terkena penyakit kusta maka ketampananannya saat itu langsung Allah renggut, kemudian rumah mewahnya tiba-tiba roboh hingga menewaskan seluruh putranya dan harta kekayaannya pun habis seluruhnya tak bersisa. Tapi bagaimana kah dengan sikap Nabi Ayub as  menghadapi ujian tersebut? tentu saja sangat sabar tak pernah mengeluh. Berapa lamakah ujian yang menghampiri Nabi Ayub as? dua puluh tahun, sungguh bukan waktu sebentar bukan? Menginjak tahun ke delapan belas, istri Nabi Ayub as bertanya pada Nabi Ayub, hei Ayub, engkau kan seorang Nabi mengapa tidak meminta kepada Allah agar disembuhkan, atau agar seluruh ujian ini Allah cabut? Jawaban Nabi Ayub  as saat itu aku malu pada Allah yang sudah memberi ku nikmat selama dua puluh tahun. Aku malu meminta pada Allah. Namun akhirnya Nabi Ayub as pun berdoa pada Allah pada saat ujian hidup yang menimpanya menginjak dua puluh tahun.
Allah mengabulkan doa Nabi Ayub as, dan dalam kurun waktu tiga hari Allah kembalikan seluruhnya, Allah kembalikan ketampanannya, Allah kembalikan hartanya dan Allah kembalikan putra- putranya, setiap istrinya hamil melahirkan kembar, maka jumlah putra Nabi Ayub seluruhnya pada saat itu dua puluh empat orang. Masyaallah tabarakkallah ....

Tak ada yang tak mungkin bagi Allah
tak ada yang tak mengecewakan 
atas seluruh ujian yang Allah beri pasti ada pelajaran, semua akan Allah kembalikan lagi bahkan dalam keadaan jauh lebih baik. asal kita sabar dan  yakin pada Allah, bergantung, berlindung hanya pada Allah saja. 

Wallahualam bishawab

Apa yang saya tulis adalah nasihat untuk diri saya sendiri, semoga bisa bermanfaat untuk siapapun yang membacanya

Sumber:  kisah Nabi Ayub, ust Khalid basalamah

Tuesday, December 25, 2018

Ujian Hidup

Disaat engkau mengetuk pintu kebaikan manusia, namun mereka mengacuhkanmu
Disaat engkau percaya pada seseorang, namun dia menghianatimu dibelakang
Disaat engkau berharap pada seseorang yang bisa diharapkan namun ia mengecewakan

Maka disaat itulah 
Allah ingin engkau kembali dan berharap hanya pada-NYA semata

Bila Allah inginkan kemudahan pada hamba-NYA, maka jalan keluar akan datang dari yang tidak disangka- sangka

Orang yang paling bahagia 
adalah orang yang menghadapkan wajahNYA hanya pada Allah

Orang yang bahagia adalah orang yang menautkan hatinya 
hanya pada Allah semata 

Dirinya yakin jalan keluar atas berbagai kesulitan hanya datang dari Allah

"Dan siapakah yang lebih baik agamanya daripada orang yang dengan ikhlas berserah diri pada Allah, sedang dia mengerjakan kebaikan dan mengikuti agana Ibrahim yang lurus,dan Allah memilih Ibrahim menjadi kesayanganNYA
( QS Annisa: 125)

Ketika manusia menghinamu
 ketahuilah 
mereka tidak membuatmu hina atau mulia

Ketika engkau memelas pada manusia tetapi engkau 
mendapati mereka mengejekmu
 maka pahamilah 
bahwasanya mereka 
tidak dapat memberi manfaat atau mudharat apapun pada dirimu

Jika musibah dan hinaan terus datang bertubi -tubi, terus menyapa hati 
dan begitu hebatnya, 
ketahuilah bahwasanya engkau memiliki Allah yang tak pernah mengecewakanmu

engkau memiliki Allah yang mendengar atas keluh kesahmu
engkau memiliki Allah Yang Maha Memgetahui dari segala yang tersembunyi
engkau memiliki Allah yang menunjukan kasih sayangNYA
Dia sangat suka engkau meminta padaNYA ( QS Annamal : 62)

“Dan (ingatlah kisah) Ayyub, ketika ia menyeru Rabbnya: ‘(Ya Rabbku), sesungguhnya aku telah ditimpa penyakit dan Engkau adalah Yang Maha-penyayang di antara semua penyayang.” (QS. 21:83) 
Maka Kami pun memperkenankan seruannya itu, lalu Kami lenyapkan penyakit yang ada padanya dan Kami kembalikan keluarganya kepadanya, dan Kami lipat-gandakan bilangan mereka, sebagai suatu rahmat dari sisi Kami dan untuk menjadi peringatan bagi semua yang beribadah kepada Allah. (QS. 21:84)” (al-Anbiyaa’: 83-84)


tidaklah seorang hamba berdoa dengan tulus ketika musibah menimpanya
 kecuali Allah 
memberinya satu dari dua perkara

Jika Allah mengetahui bahwa kesulitannya lebih baik diangkat maka Allah akan mengangkatnya segera, 
dan jika Allah mengetahui
 bahwa kesulitannya belum saatnya diangkat maka Allah akan mengilhamkan keyakinan, keimanan dan ketundukan 
pada takdirNYA sehingga dia merasakan bahwa musibah itu bagian nikmat yang harus disyukuri dan derajatNYA ditinggikan oleh Allah.

Saat musibah menyapamu
Justru saat itulah saat yang tepat untuk menyepi
Menyepilah dengan Allah 
Membiarkan hanyut dalam lautan munajat 

Manusia paling bahagia 
adalah manusia yang hanya mengeluh pada Allah, bukan pada manusia dan juga makhluk lainnya.

Manusia yang paling bahagia adalah manusia yang yakin hanya pada Allah 
Bukan pada si fulan dan si fulan

Tujuan ujian adalah engkau lari menuju padaNYA
Tujuan ujian adalah ketika seorang hamba mengadu padaNYA
dan berpaling dari selain Allah




Sumber : ust Oemar Mitha 




Friday, December 21, 2018

Ashabul Fiil

  Peristiwa Ashabul Kahfi berkaitan erat dengan kisah Asbabul ukhdud, dimana sekita kurang lebih dua puluh ribu penduduk Yaman dimasukan kedalam parit yang didalamnya ada api. Dari sekitar dua puluh ribu penduduk Yaman tersebut ada satu orang yang berhasil melarikan diri ia adalah Daus Djusa'laban. Daus melarikan diri menyebrangi lautan sampailah ke wilayah Romawi. Di Wilayah Romawi ia pun menghadap Kaisar melaporkan kejadian yang dialami di wilayah Yaman. Kaisar Romawi tentu saja marah, karena Romawi pada saat itu penganut agama Nasrani.
  Kaisar Romawi mengirim Daus sambil membawa surat ke wilayah Afrika, dimana wilayah tersebut tunduk dan patuh pada kerajaan Romawi, untuk bertemu dengan Najasi (Raja) Afrika. Najasi setelah membaca surat tersebut tentu saja marah dan ia pun mempersiapkan pasukan untuk menyerang Yaman. Dua orang terbaik dipilih Najasi untuk memimpin pasukan ke Yaman, yang bernama Abrahah dan Iryad. Peperangan pun terjadi di wilayah Yaman, pasukan Djunuwas kalah dan Djunuwas sendiri melarikan diri ke Laut merah dan ia pun mati tenggelam.
  Wilayah Yaman pun akhirnya jatuh ke tangan Najasi, dipimpin oleh Iryad. Iryad seorang pemimpin yang sangat kasar selalu bersikap dzalim terhadap siapapun tanpa pandang bulu. Abrahah,wakil Iryad terus menasehati agar tidak berbuat dzalim, tetapi Iryad tidak mendengar sampai akhirnya terjadilah pertikaian diantara keduanya. Abrahah membawa pasukan dari Najasi dan berhadapan langsung dengan Iryad, kedua pasukan sama - sama kuat. Keduanya pun berperang, ditengah peperangan sedang berlangsung hidung Abrahah terkena sabetan pedang Iryad dan Abrahah pun jatuh tersungkur, Iryad menyangka Abrahah sudah mati disaat itu Iryad lengah, lalu Abrahah pun bangun dan menusukan pedangnya kepada Iryad, lalu Iryad pun mati.
  Berita kematian Iryad sampai ke Najasi, tentu saja membuat Najasi marah ia berjanji akan menginjak tanah Yaman dan mennggunduli kepala Abrahah. Abrahah tentu saja ketakutan, maka ia pun menggundul rambutnya sendiri, rambutnya beserta tanah dan juga surat ia kirimkan ke Najasi. Surat tersebut berisi permohonan maaf serta kejadian yang sebenarnya antara dirinya dan Iryad ia ceritakan dalam surat tersebut dan ia pun berjanji Yaman dibawah pimpinannya tetap tunduk pada Najasi. Walau surat tersebut sudah dikirimkan kepada Najasi tetap saja Abrahah ketakutan, khawatir Najasi tetap akan menyerang Yaman. Untuk menyenangkan Najasi, maka Abrahah pun membangun sebuah gereja yang sangat besar di beri nama Khulaisy. Abrahah berjanji akan buat semua penduduk di Jazirah Arab datang ke Gereja Khulaisy.   Abrahah pun mengirimkan  surat ke seluruh Jazirah Arab dimana isi surat tersebut isinya seruan untuk beribadah di Gereja Khulaisy. Di Mekah, ada satu kelompok yang bernama Ahlunasy, mereka adalah sekumpulan orang-orang yang pintar berakal tugasnya membolak balikan nama-nama bulan sekehendak mereka, mereka juga ahli berperang tapi mereka sangat memulyakan Ka'bah. Ketika surat Abrahah sampai kepada mereka, salah satu perwakilan Ahlunasy datang ke Yaman mengunjungi Gereja Khulaisy, pada saat sudah berada di Gereja tersebut bukannya memulyakan tetapi malah memgotori Gereja tersebut dengan kotoran. Setelah puas mengotorinya, Ahlunasy tersebut pulang kembali ke Mekah.
  Abrahah kaget tatkala mengetahui keadaan gereja yang kotor yang diakibatkan oleh Ahlunasy. Abrahah pun bertanya, siapa Ahlunasy? Darimana ia berasal?Abrahah pun mendapatkan jawaban, bahwa Ahlunasy adalah berasal dari Mekah yang sangat  memulyakan Ka'bah. Abrahah pun bertanya lagi, Mekah itu dimana? Apa itu Kabah?
  Setelah mendapatkan jawaban tentang Kabah, maka Abrahah pun memutuskan untuk menyerang Kabah. Ia membawa pasukan Gajah. Pada saat Abrahah hendak menyerang Kabah, Mekah saat itu dipimpin oleh seorang Raja yang bernama Abdul Muthalib. Abdul Muthalib mengetahui Abrahah akan menyerang Mekah, maka ia umumkan kepada masyarakat Mekah untuk keluar dari rumah- rumahnya dan diharuskan yinggal di Gunung- Gunung. 
   Pasukan Gajah dipimpin oleh Gajah yang besar kuat berwarna putih, yang diberi nama Mahmud. Pada saat pasukan gajah sudah mendekati Kabah, hendak menghancurkan Kabah, tiba - tiba saja Mahmud duduk. Ketika Mahmud duduk maka otomatis gajah - gajah yang lain pun duduk. Sudah dipukul,sudah didorong tetap saja si Mahmud duduk tidak mau berdiri. Disaat yang bersamaan langit tiba - tiba gelap, dan gelapnya lamgit karena banyaknya burung Ababil yang membawa batu yang berasal dari neraka jahanam, dilemparkannya batu-batu tersebut kepada pasukan Gajah dan tidak ada satu orangpun yang selamat dalam peristiwa itu. 
  Sejak peristiwa Ashabul Fiil,maka Kabah pun semakin diagungkan. Dan pada saat peristiwa Ashabul Fiil tersebut terjadi, Nabi Muhammad SAW pun lahir.

Wednesday, December 19, 2018

Asbabul Ukhdud

  Pendeta Nasrani yang bernama Femion ingin menyebarkan ajaran Nasrani ke wilayah Yaman. Di tengah jalan menuju Yaman ia dirampok, kemudian ditawan dan akhirnya dijadikan budak untuk dijual di wilayah Najran, Afrika. Di Najran, Femion tinggal bersama Tuannya. Pada suatu malam tuannya masuk ke kamar Femion karena tuannya melihat ada cahaya di kamar tersebut, Tuannya pun bertanya, bagaimana bisa? Femion menjelaskan bahwa ia sedang beribadah kepada Allah, dan keyakinan yang dianut adalah Nasrani. Femion pun mengajak Tuannya untuk masuk ke dalam agama Nasrani, tetapi Tuannya menolak, karena ia berpegang teguh pada keyakinan leluhurnya yaitu menyembah pohon.
  Femion pun bertanya, bagaimana bila Tuhanku menghancurkan Tuhanmu? Jawab Tuannya pada waktu itu, Saya akan beriman pada Tuhanmu. Lalu Femion meminta Tuannya untuk mengumpulkan penduduk Najran, dan Femion pun berdoa pada Allah meminta agar pohon sesembahan penduduk Najran dihancurkan. Doa Femion dikabulkan oleh Allah, Allah turunkan petir dan pohon-pohon sesembahan pun hancur. Dengan adanya peristiwa ini maka penduduk Najran pindah keyakinan menjadi Nasrani. Seiring waktu ajaran Nabi Isa as ( Nasrani ) menjadi kuat. Setelah Femion wafat, lahirlah pendeta-pendeta Nasrani, salah satunya bernama Abdullah bin Samir. Abdullah bin Samir memiliki keinginan menyebarkan ajaran Nasrani di wilayah Yaman, sebagaimana cita-cita Femion dulu. Maka pergilah Abdullah bin Samir ke wilayah Yaman. Yaman dipimpin oleh seorang Raja keturunan Taban as'ad yang bernama Djunuwas. Kalau Taban As,ad beragama Yahudi, pada saat dipimpin oleh Djunuwas keyakinan yang dianut menyembah berhala, bahkan Djunuwas sendiri menobatkan dirinya menjadi Tuhan. 
  Djunuwas memiliki seorang penyihir yang sangat kuat tempatnya bertanya banyak hal. Melihat keadaan Yaman bukan lagi sebagai pemeluk kitab Taurat, bahkan orang-orang yang menganut agama Yahudi yang tidak mau pindah keyakinan disiksa bahkan sampai dibunuh, maka Abdullah bin Samir memutuskan tinggal di sebuah Gua yang terletak di sebuah Gunung. Pada suatu hari, penyihir meminta kepada Djunuwas untuk mencari seorang pemuda yang bisa dididik menjadi penyihir, karena penyihir tersebut merasa dirinya sudah tua harus ada yang menggantikan dirinya untuk mendampingi Raja. Maka Raja pun mengadakan Sayembara, dari sejumlah pemuda yang mendaftarkan diri berhasilah seorang pemuda yang cerdas bernama Wadhoh. Wadhoh pun mulai belajar sihir. Kebetulan perjalanan antara rumah Wadhoh dan rumah penyihir harus melewati Gua yang ditinggali oleh Abdullah bin samir, dan Wadhoh pun secara kebetulan bertemu dengan Abdullah bin Samir, singkatnya Wadhoh pun juga belajar ajaran Nabi Isa ( Nasrani).
  Pada suatu hari setelah selesai belajar sihir, ditengah jalan terdapat Hewan (Dabbah) yang menghalangi jalan. Orang - orang meminta bantuan Waddoh untuk menyingkirkan hewan tersebut. Dalam hatinya Waddoh berkata, saatnya membuktikan ajaran siapa yang benar, apakah ajaran si penyihir atau ajaran Abdullah bin samir. Wadhoh pun mengambil batu kerikil sambil mengucapkan Bismillahi Allahu Akbar dilemparilah hewan tersebut dengan batu dan Qodarullah hewan tersebut jatuh kejurang kemudian mati. Orang - orang yang menyaksikan takjub dengan kekuatan sihir Wadhoh, tetapi Wadhoh segera membantahnya bahwa ini bukan pekerjaan sihir, tetapi ini kuasa Allah. Wadhoh pun menjelaskan kalau sihir itu bohong, sihir itu hanya taktik, penampakan-penampakan yang muncul karena sihir hanya untuk menakut - nakuti saja. Setelah kejadian tersebut Wadhoh tidak pernah datang lagi ke tempat penyihir dan tentu saja Penyihir itu merasa kehilangan dan ia pun melaporkan hal tersebut pada Raja. 
  Raja pun meminta prajuritnya untuk mencari tau tentang Wadhoh. Berdasarkan hasil temuan para prajurit, ternyata Wadhoh mendakwahkan ajaran Nasrani, dan Wadhoh pun menjelaskan kepada masyarakat bahwa sihir itu bohong dan yang paling mengejutkan Wadhoh nenjelaskan kepada penduduk Yaman bahwa Raja Djunuwas bukan tuhan. Raja pun meminta para prajurit kerajaan untuk menangkap Wadhoh. Raja meminta Wadhoh untuk mengakuinya sebagai tuhan, tetapi Wadhoh tidak mau. Atas perintah Raja, Wadhoh pun diibawa ke sebuah gunung, diikat badannya dan hendak dilemparkan kebawah. Wadhoh pun berdoa pada Allah dengan mengucapkan Allahumaghfinihim maa syi'ta yang artinya ya Allah ambil alihlah orang - orang ini. Maka Qodarullah, Allah datangkan badai besar lalu prajurit - prajurit itu lah yang jatuh sedangkan Wadhoh dalam keadaan baik - baik saja. Wadhoh kembali ke istana, ia menemui Djunuwas ingin memperlihatkan keadannya baik -baik.saja karena pertolongan Allah. 
  Djunuwas mengancam Wadhoh tetap akan membunuh Wadhoh dengan cara lain. Wadhoh berkata pada Djunuwas, tidak mungkin Allah pasti menolong. Sudahlah, berimanlah pada Allah dan imani pula Nabi setelah Nabi Musa as, yaitu Nabi Isa as. Tetapi Djunuwas bersikukuh tidak mau beriman pada Allah, ia memerintahkan prajurit-prajurinya untuk membawa Wadhoh ketengah lautan sambil diikat dan dibelenggu untuk dilemparkan ketengah lautan. Qodarullah Allah datangkan ombak besar, prajurit-prajurit itu pun mati tenggelam. Rantai yang membelenggu Wadhoh pun terlepas, lalu ia pun berenang dan sampailah didaratan dengan selamat. Wadhoh kembali ke Istana menemui Djunuwas, untuk memperlihatkan kekuasaan Allah begitu nyata.
  Djunuwas tetap tidak mau beriman. Wadhoh pun akhirnya berkata pada Djunuwas, ambilah busur panah saya ini, kemudian kumpulkanlah penduduk Yaman setelah penduduk terkumpul panahlah saya sambil membaca bismillahi Robbul Gulaam. Lalu Djunuwas pun meminta penduduk Yaman berkumpul, kurang lebih dua puluh ribu orang berkumpul dan menyaksikan Djunuwas memanah Waddhoh sambil membaca bismillahi Robbul Gulaam. Maka terbunuhlah Wadhoh. Penduduk Yaman yang menyaksikan hal tersebut membenarkan bahwa apa yang disampaikan Wadhoh benar adanya, semua karena Allah.  Maka penduduk Yaman pindah keyakinan, memeluk agama Nasrani. Dzunuwas tidak terima alan hal tersebut, ia menginginkan dirinya tetap sebagai tuhan. Maka Dzunuwas pun menpersiapkan Parit yang didalamnya penuh dengan api. Para prajuritnya diperintahkan untuk melemparkan  penduduk Yaman kedalam Parit yang penuh dengan api. 
  Berdasarkan hadist yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari, ada tiga bayi yang berbicara pada saat masih dalam buaian Ibunya. Salah satu bayi yang bisa berbicara adalah bayi pada masa Asbanul ukhdud. Waktu ibunya mau loncat yang dipikirkan ibu tersebut bayinya. Tetapi kemudian, bayi tetsebut menangis sampai berkata loncatlah wahai ibu, karena kau benar.
Demikianlah kisah asbabul ukhdud dimana peristiwa tersebut oleh Allah di jelaskan dalam QS Al Buruj ayat 1-8
Demi langit yang mempunyai gugusan bintang, dan demi hari yang dijanjikan. Demi yang menyaksikan dan yang disaksikan. Binasalah orang-orang yang membuat parit (yaitu para pembesar Najran di Yaman),
ketika mereka duduk di sekitarnya, sedang mereka menyaksikan apa yang mereka perbuat terhadap orang-orang mukmin.Dan mereka menyiksa orang-orang mukmin itu hanya karena (orang-orang mukmin itu) beriman kepada Allah Yang Mahaperkasa, Maha Terpuji

Walahualam bishawab
Sumber; sirah Nabawiyah part 3
Ust khalid Basalamah